Senin, 26 Desember 2016

Pendidikan Berorientasi Pada Pengajaran

Pendidikan Berorientasi Pada Pengajaran

Sistem pendidikan yang ada saat ini tidak pernah lepas dari kritik. Abdurahman Wahid (1993) dalam sebuah seminar di ITB Bandung mengatakan bahwa output pendidikan formal kita lebih berupa "mozaik" saja, konvergen dan miskin divergensi. mengapa demikian, karena output pendidikan sudah terlanjur distandarisasikan oleh pemerintah. oleh karena itu cenderung konvergen, karena terorientasi pada kuantitas nilai yang telah ditetapkan standarnya. output pendidikan yang divergen bisa diwujudkan dengan optimalisasi setiap potensi yang dimiliki manusia, setiap manusia memiliki potensi yang beragam dan tentunya perlu diaktualisasikan secara tepat dan proporsional. mustahil potensi yang dimiliki siswa bisa teraktualisasikan jika guru-gurunya tidak berperan sebagai pendidik yang melek pedagogik (ilmu mendidik). Dr. Ilfiandra,M.Pd salah satu rekan sejawat pernah memberikan inspirasi kepada enulis, bahwa guru-guru di indonesia tidak professiona, mereka lebih cocok dijuluki "tukang ajar". sekilas terdengar "kasar"  dengan kata "tukang ajar", mengapa demikian, layaknya tukang, ia hanyalah pelaksana program, pengetahuan sudah disusun sedemikian rupa oleh pemerintah, tugas guru "tukang ajar" hanya bertugas mengajarkan pengetahuan itu kepada siswanya dengan cara yang konvesional, yang diajarkan, dituturkan, diberikan ala kadarnya pada siswa. jadi ujung-ujungnya pendidikan turun pangkat jadi pengajaran, pengajaran turun pangkat lebih rendah lagi jadi pelatihan soal jika UN mendekat. kesimpulannya pendidikan yang berorientasi pada pengajaran merupakan pembodohan yang tersistematisasi. membunuh siswa sebagai manusia, membendakan mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar