Pendidikan Berorientasi Pada Pengajaran
Sistem pendidikan yang ada saat ini tidak pernah lepas dari
kritik. Abdurahman Wahid (1993) dalam sebuah seminar di ITB Bandung mengatakan
bahwa output pendidikan formal kita lebih berupa "mozaik" saja,
konvergen dan miskin divergensi. mengapa demikian, karena output pendidikan
sudah terlanjur distandarisasikan oleh pemerintah. oleh karena itu cenderung
konvergen, karena terorientasi pada kuantitas nilai yang telah ditetapkan
standarnya. output pendidikan yang divergen bisa diwujudkan dengan optimalisasi
setiap potensi yang dimiliki manusia, setiap manusia memiliki potensi yang
beragam dan tentunya perlu diaktualisasikan secara tepat dan proporsional.
mustahil potensi yang dimiliki siswa bisa teraktualisasikan jika guru-gurunya
tidak berperan sebagai pendidik yang melek pedagogik (ilmu mendidik). Dr.
Ilfiandra,M.Pd salah satu rekan sejawat pernah memberikan inspirasi kepada
enulis, bahwa guru-guru di indonesia tidak professiona, mereka lebih cocok
dijuluki "tukang ajar". sekilas terdengar "kasar"
dengan kata "tukang ajar", mengapa demikian, layaknya tukang, ia
hanyalah pelaksana program, pengetahuan sudah disusun sedemikian rupa oleh
pemerintah, tugas guru "tukang ajar" hanya bertugas mengajarkan
pengetahuan itu kepada siswanya dengan cara yang konvesional, yang diajarkan,
dituturkan, diberikan ala kadarnya pada siswa. jadi ujung-ujungnya pendidikan
turun pangkat jadi pengajaran, pengajaran turun pangkat lebih rendah lagi jadi
pelatihan soal jika UN mendekat. kesimpulannya pendidikan yang berorientasi
pada pengajaran merupakan pembodohan yang tersistematisasi. membunuh siswa
sebagai manusia, membendakan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar