CIRI-CIRI
FILSAFAT
1.
Tentang Kebenaran, Makna, dan Hubungan
Logis
Didalam
hidup, hamper segala sesuatu bisa ditafsirkan secara beragam. Fakta yang satu
bisa dilihat dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan
kesimpulan yang berbeda pula. Tidak jarang, kesimpulan yang tumbuh sari sudut
pandang yang berbeda tersebut saling bertentangan satu sama lain. Pada titik
inilah permasalahan filsafat muncul.
Woodhouse
membedakan adanya tiga jenis hubungan logis : yang pertama, jika ada dua
pertanyaan dan dikatakan bahwa dua pertanyaan tersebut tidaklah selaras maka
berarti dua pertanyaan tersebut tidak bisa benar kedua-duanya, tetapi bisa juga
keduanya sama-sama salah. Yang kedua, jika ada dua pernyataan, dan pernyataan
yang satu mengandaikan pernyataan yang lain maka pernyataan yang satu harus
benar supaya pernyataan yang lain juga bisa benar. Yang ketiga adalah tentang
konsekuensi logis. Jika suatupernyataan memiliki konsekuensi logis maka
pernyataan itu mempunyai konsekuensinya benar ataupun salah.
2.
Tidak Empiris
Popper,
seorang filsuf sains di abad ke-20, pernah menyatakan bahwa suatu klaim empiris
tidak hanya harus dapat dibuktikan kebenarannya melalui pengamatan, tetapi juga
harus dapat difalsifikasi, yakni mempunyai kemungkinan untuk salah. Akan tetapi,
falsifikasi ini hanya dapat berlaku untuk teori di dalam sains, yakni teori
ilmiah, dan tidak berlaku untuk teori di dalam filsafat. Jawaban atas apakah
yang menjadi tujuan hidup manusia atau bagaimana kita bisa mengetahui kenyataan
tersebut tidak pernah bisa difalsifikasi karena itu bukanlah teori ilmiah,
melainkan suatu refleksi filosofis.
3.
Daya Tarik Filsafat
Salah
satu hal yang membuat filsafat menarik adalah kemampuannya untuk membuat orang
menjadi lebih sensitive pada hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan.
4.
Relevensi Filsafat
Relevensi
filsafat adalah suatu bentuk eksperimen berfikir yang bersifat luas, mendalam,
dan kritis. Dengan menggunakan cara berfikir seperti itu, relevensi praktisnya
sebenarnya sudah cukup jelas, yakni anda akan lebih toleran terhadap berbagai
perbedaan sudut pandang, lebih mandiri dalam berpikir dan membuat keputusan,
serta semakin mampu mengambil jarak dari sikap dogmatis.
Pertama,
filsafat memiliki objek analisis dan refleksi yang sangat luas, yakni
mencangkup seluruh realitas dari sudutnya yang paling mendasar. Kedua, di dalam
berfilsafat anda bebas menganalisis sekaligus merefleksikanberagam persoalan
sesuai dengan pilihan anda. Anda bisa menggali lebih jauh tema-tema yang
mungkin tidak banyak dibahas di dalam aliran-aliran besar filsafat. Ketiga,
tujuan utama belajar filsafat bukanlah menghafal barbagai macam teori yang
sudah ada, melainkan membuat suatu pemikiran independen sendiri dengan berbekal
teori-teori lain yang sudah ada. Dengan kata lain, ketika belajar filsafat anda
juga haruslah bersikap kritis terhadap semua teori yang anda pelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar