Senin, 19 Desember 2016

Ciri-Ciri Filsafat



CIRI-CIRI FILSAFAT

1.      Tentang Kebenaran, Makna, dan Hubungan Logis
Didalam hidup, hamper segala sesuatu bisa ditafsirkan secara beragam. Fakta yang satu bisa dilihat dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula. Tidak jarang, kesimpulan yang tumbuh sari sudut pandang yang berbeda tersebut saling bertentangan satu sama lain. Pada titik inilah permasalahan filsafat muncul.
Woodhouse membedakan adanya tiga jenis hubungan logis : yang pertama, jika ada dua pertanyaan dan dikatakan bahwa dua pertanyaan tersebut tidaklah selaras maka berarti dua pertanyaan tersebut tidak bisa benar kedua-duanya, tetapi bisa juga keduanya sama-sama salah. Yang kedua, jika ada dua pernyataan, dan pernyataan yang satu mengandaikan pernyataan yang lain maka pernyataan yang satu harus benar supaya pernyataan yang lain juga bisa benar. Yang ketiga adalah tentang konsekuensi logis. Jika suatupernyataan memiliki konsekuensi logis maka pernyataan itu mempunyai konsekuensinya benar ataupun salah.
2.      Tidak Empiris
Popper, seorang filsuf sains di abad ke-20, pernah menyatakan bahwa suatu klaim empiris tidak hanya harus dapat dibuktikan kebenarannya melalui pengamatan, tetapi juga harus dapat difalsifikasi, yakni mempunyai kemungkinan untuk salah. Akan tetapi, falsifikasi ini hanya dapat berlaku untuk teori di dalam sains, yakni teori ilmiah, dan tidak berlaku untuk teori di dalam filsafat. Jawaban atas apakah yang menjadi tujuan hidup manusia atau bagaimana kita bisa mengetahui kenyataan tersebut tidak pernah bisa difalsifikasi karena itu bukanlah teori ilmiah, melainkan suatu refleksi filosofis.
3.      Daya Tarik Filsafat
Salah satu hal yang membuat filsafat menarik adalah kemampuannya untuk membuat orang menjadi lebih sensitive pada hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan.
4.      Relevensi Filsafat
Relevensi filsafat adalah suatu bentuk eksperimen berfikir yang bersifat luas, mendalam, dan kritis. Dengan menggunakan cara berfikir seperti itu, relevensi praktisnya sebenarnya sudah cukup jelas, yakni anda akan lebih toleran terhadap berbagai perbedaan sudut pandang, lebih mandiri dalam berpikir dan membuat keputusan, serta semakin mampu mengambil jarak dari sikap dogmatis.
Pertama, filsafat memiliki objek analisis dan refleksi yang sangat luas, yakni mencangkup seluruh realitas dari sudutnya yang paling mendasar. Kedua, di dalam berfilsafat anda bebas menganalisis sekaligus merefleksikanberagam persoalan sesuai dengan pilihan anda. Anda bisa menggali lebih jauh tema-tema yang mungkin tidak banyak dibahas di dalam aliran-aliran besar filsafat. Ketiga, tujuan utama belajar filsafat bukanlah menghafal barbagai macam teori yang sudah ada, melainkan membuat suatu pemikiran independen sendiri dengan berbekal teori-teori lain yang sudah ada. Dengan kata lain, ketika belajar filsafat anda juga haruslah bersikap kritis terhadap semua teori yang anda pelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar