ONTOLOGI
Ontologi merupakan
salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dalam
persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan
hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua
macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan berupa materi (kebenaran) dan kedua,
kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang
hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Hakikat
adalah realitas; realita adalah ke-real-an, riil artinya kenyataan yang
sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan
yang sementara atau keadaan yang menipu, jadi bukan kenyataan yang berubah.
Kata ontologi berasal
dari bahasa yunani yaitu On=being, dan logos=logic. Jadi ontologi adalah The
theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).
Neong Muhadjir dalam
bukunya filsafat ilmu mengatakan ontologi membahas tentang yang ada yang
universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Menurut Jujun
S.Suriasumantri dalam pengantar ilmu dalam perspektif mengatakan, seberapa jauh
kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori
tentang “ada”. Sementara itu, A.Dardiri dalam bukunya Humaniora, filsafat, dan
Logika mengatakan bahwa, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang
nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari
kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi)
dapat dikatakan ada; dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori
mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaiannya
akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Dari beberapa
pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa menurut bahasa, ontologi berasal
dari bahasa yunani yaitu, On/Ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi ontologi
adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah, ontologi ialah ilmu
yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk lisan/ konkret maupun
rohani/abstrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar