Mengapa Golok Ciomas Menjadi Golok
Khas Banten dan Terkenal?
Banten memiliki golok yang terkenanl yaitu Golok Ciomas.
Ciomas adalah sebuah Kecamatan di Provinsi Banten yang berjarak sekitar 20 km
selatan Kota Serang, dikenal memiliki tradisi pembuatan golok yang merupakan
budaya dan warisan religi masa silam yang masih terjaga kelestariannya hingga
kini .
Golok dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai
benda sejenis parang, atau sejenis pedang yang berukuran pendek. Untuk benda
semacam itu, di daerah Banten dikenal dua nama yakni golok dan bedog. Secara
fisik keduanya sama dan sebangun, namun memiliki pengertian dan fungsi yang
berbeda.
Bedog adalah peralatan yang penting dalam keperluan sehari -
hari seperti untuk memangkas pohon, menebang bambu, keperluan dapur dan
lain-lain. Ada juga sejenis bedog yang bentuknya agak berbeda dengan bedog atau
golok dimana bagian ujungnya melengkung ke bawah dan disebut congkrang atau
arit. Fungsinya lebih banyak digunakan untuk menyabit rumput atau keperluan di
kebun lainnya. Sedangkan golok, umumnya difungsikan sebagai senjata yang
dipakai untuk membela diri atau untuk keperluan darurat. Para pendekar di daerah
banten dan sekitarnya dikenal sebagai jawara, biasanya memiliki senjata utama
berupa golok, begitu juga dengan masyarakat daerah Ciomas yang mempunyai golok
yang terkenal yang disebut Golok Ciomas. Bagi masyarakat Ciomas, golok
adalah murid dan tempaan adalah gurunya.
Popularitas Golok Ciomas muncul karena banyak hal, terkenal
karena keistimewaannya dari segi fungsi dengan ketajamannya yang luar biasa.
Konon, karena dibuat secara khusus, kulit yang terluka oleh Golok Ciomas sedikit saja sukar sembuh
bahkan dapat membusuk dan menyebabkan kematian. Seolah golok itu memiliki racun
yang maha dahsyat hasil karya seorang empu yang sakti.
Selain itu Golok
Ciomas juga diyakini memiliki nilai mistis dimana proses pembuatannya di
masa silam melalui tahap - tahap ritual yang hingga sekarang masih terus
terjaga sama halnya dengan keris di Jawa. Banyak yang mempercayai bahwa Golok Ciomas sangat ampuh untuk
"menaklukkan" musuh, yang pengertiannya adalah musuh bisa
"ditaklukkan" tanpa harus mengeluarkan golok dari sarangka-nya dan
keyakinan itu berkembang luas di masyarakat, adapun kebenarannya, hanya Allah
yang tahu.
Golok Ciomas adalah salah satu jenis senjata
khas Banten, yang hingga kini proses pembuatannya masih dilakukan secara turun
temurun. Golok Ciomas dibuat
atau ditempa dengan besi sakti berupa palu atau godam. Godam sakti itu dijuluki
dengan nama si Denok. Bentuk si Denok sendiri, sepintas biasa saja yaitu palu
seukuran kepalan tangan dengan gagang kayu, namun nama si Denok identik dengan
seorang perempuan dan nama si Denok sendiri berdasarkan dari cerita rakyat.
Godam inilah yang sudah ratusan tahun secara turun temurun
digunakan dalam membuat Golok Ciomas hingga hari ini. Godam si Denok dipegang
oleh Jamsari 85 tahun keturunan dari Ki Cengkuk. Jamsari adalah seorang petani
biasa yang tidak melakukan pande besi membuat golok. Ia hanya memegang palu
atau godam saja dan meminjamkannya kepada siapa saja yang membutuhkannya. Ki
cengkuk sendiri diyakini oleh masyarakat Ciomas sebagai pemilik godam
tersebut.
Asal mula kicengkuk memiliki godam tersebut dansiapa ki
cengkuk itu menjadi cerita rakyat yang berkembang hingga kini. Adapun kebenaran
cerita rakyat itu sekali lagi, Wallahualam Bishawab. Godam si Denok ini
sepenuhnya telah menjadi "hak milik" warga Ciomas.
Golok Ciomas mempunyai model yang beragam dan
tidak ada yang sama persis. Masing - masing memiliki perbedaan dan keunikan
sendiri - sendiri, sesuai pesanan pemiliknya. Ada jenis kembang kacang,
mamancungan, candung, dan salam nunggal. Ukurannya ada yang kecil, pas di-soren
di pinggang, ada pula yang panjang mendekati ukuran pedang. Di dalam
hikayatnya, Golok Ciomas bisa dilipat, bisa sangat tipis seperti seng dan aneka
bentuk lainnya. Golok Ciomas generasi
pertama yang konon dibuat langsung oleh pemiliknya (Ki Cengkuk) dinamakan si
Rebo. Golok sepanjang 1 m itu memiliki bentuk khas dan terlihat bekas pautan
tangan. Si rebo sampai kini masih disimpan oleh masyarakat Ciomas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar