METODE
FILSAFAT
Ada tiga metode berfikir yang
digunakan untuk memecahkan problema-problema filsafat, yaitu: metode deduksi,
induksi dan dialektika.
1.
Metode Deduksi
Metode
Deduksi Adalah, suatu metode berpikir dimana kesimpulan ditarik dari
prinsip-prinsip umum dan kemudian diterapkan kepada semua yang bersifat khusus.
Contohnya sebagai berikut:
· Semua
manusia adalah fana (prinsip umum)
· Semua
raja adalah manusia (peristiwa khusus)
· Karena
itu semua raja adalah fana (kesimpulan)
2.
Metode Induksi
Metode
Induksi Adalah suatu metode berpikir dimana suatu kesimpulan ditarik dari
prinsip khusus kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat umum. Contoh :
· Bagus
adalah manusia (prinsip khusus)
· Dia
akan mati (prinsip umum)
· Seluruh
manusia akan mati (kesimpulan)
3.
Metode Dialektik
Metode
Dialektik Yaitu suatu cara berpikir dimana suatu kesimpulan diperoleh melalui
tiga jenjang penalaran: tesis, antitesis dan sintesis. Metode ini berusaha
untuk mengembangkan suatu contoh argument yang didalamnya terjalin implikasi
bermacam-macam proses (sikap) yang saling mempengaruhi argument tersebut akan
menunjukkan bahwa tiap proses tidak enyajikan pemahaman tang sempurna tentang
kebenaran. Dengan demikian, timbullah pandangan dan alternatif yang baru. Pada
setiap tahap dari dialektik ini kita memasuki lebih dalam pada problema asli.
Dan dengan demikian ada demikian ada kemungkinan untuk mendekati kebenaran.
Hegel
menganggap bahwa metode dialektik merupakan metode berpikir yang benar ia
maksudkan ialah hal-hal yang sebenarnya sering kita alami dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali kita mengalami perlunya
mendamaikan hal-hal yang bertentangan. Tidak jarang terjadi bahwa kita mesti
mengusahakan kompromi antara beberapa pandapat atau keadaan yang berlawanan
satu sama lain. Nah, maksud Hegel mirip dengan pengalaman kata itu. Hegel
sangat mengagumi filsuf yunani Herakleitos yang mengatakan bahwa “pertentangan
adalah bapak segala sesuatu”.
Proses
dialektik selalu tradisi dari tiga fase. Fase pertama disebut tesis yang
menampilkan “lawan” dari fase kedua yaitu antitesis. Akhirnya, disebut fase
ketiga disebut sintesis, yang mendamaikan antara tesis dan antitesis yang
saling berlawanan. Sintesis yang telah dihasilkan dapat menjadi tesis pula yang
menampilkan antitesis lagi dan akhirnya kedua-duanya dinamakan menjadi sintesis
baru. Demikian selanjutnya setiap sintesis dapat menjadi tesis. Contoh tesis,
antitesis dan sintesis. Dalam keluarga, suami istri adalah dua makhluk yang
berlainan yang dapat berupa tesis dan antitesis. Bagi Suami, anak dapat
mrupakan bagian dari dirinya sendiri. Demikian juga dari sang Istri, dengan
demikian si anak merupakan sintesis bagi Suami Istri tadi.
Metode
yang digunakan memecahkan problem-problem filsafat, berbeda dengan metode yang
digunakan untuk mempelajari filsafat.
Ada tiga
macam metode untuk mempelajari filsafat, diantaranya:
Ø
Metode Sistematis
Metode
ini bertujuan agar perhatian pelajar/ mahasiswa terpusat pada isi filsafat,
bukan pada tokoh atau pada metode. Misalnya, mula-mula pelajar atau mahasiswa
menghadapi teori pengetahuan yang berdiri atas beberapa cabang filsafat.
Setelah itu mempelajari teori hakikat, teori nilai atau filsafat nilai.
Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat untuk
membahas setiap cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
Ø
Metode Histories
Metode
ini digunakan untuk mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya dapat
dibicarakan dengan demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah. Misal dimulai
dari pembicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok
ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori
nilai. Lantas dilanjutkan dalam membicarakan Anaxr mandios Socrates, lalu
Rousseau Kant dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer.
Ø
Metode Kritis
Metode
ini digunakan oleh orang-orang yang mempelajari filsafat tingkat intensif.
Sebaiknya metode ini digunakan pada tingkat sarjana. Disini pengajaran filsafat
dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun histories. Langkah pertama ialah
memahami isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan kritikannya, kritik
itu mungkin dalam bentuk menentang. Dapat juga berupa dukungan. Ia mungkin
mengkritik mendapatkan pendapatnya sendiri ataupun menggunakan pendapat filusuf
lain. Jadi, jadi jelas tatkala memulai pelajaran amat diperlukan dalam belajar
filsafat dengan metode ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar