METAFISIKA
Richard L.
Lanigan menyatakan bahwa metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori
tentang realitas. Dalam metafisika, ada beberapa hal yang direfleksikan.
Hal-hal itu adalah sifat manusia dan hubungannya dengan alam, sifat dan fakta kehidupan
manusia, problema pilihan manusia, dan soal kebebasan pilihan tindakan manusia.
Dalam hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut :
·
Sifat manusia dab
hubungannya secara kontekstual dab individual dengan realita dalam alam semesta
·
Sifat dan fakta bagi
tujuan, prilaku, penyebab, dan aturan
·
Problema pilihan,
khususnya kebebasan versus determinisme pada prilaku manusia
Jujun S.
Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu” (2005 : 63) menyatakan bahwa,
metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, pikiran, dab
kaitan zat dengan pikiran. Sedangkan mengenai objek metafisika ditegaskan oleh
Aristoteles, dan mengatakan ada dua, yakni ada sebagai yang ada dan sebaga yang
Ilahi. Pendapat Aristoteles tersebut dijelaskan oleh Prof. Dr. Delfgaauw dalam
karyanta “metafisika” sebagai berikut :
·
Ada sebagai yang ada
Mengenai hal ini ilmu pengetahuan berupaya mengkaji
yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu
sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan. Ciri bahwa yang
ada itu sungguh-sungguh ada, ialah dapat diserapnya oleh panca indera. Oleh
karena itu, metafisika disebut juga ontologi
·
Ada sebagai yang ilahi
Hal
yang lain adalah keberadaan mutlak, yang sama sekali tidak bergantung pada yang
lain. Ini berarti bahwa suatu yang ada adalah yang seumum-umumnya dan yang
mutlak, yakni Tuhan. Apabila kita berbicara tentang yang ilahi berarti kita
bertolak dari suatu yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap oleh panca indera,
karena Tuhan tidak dapat diketahui dengan menggunakan alat-alat inderawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar