Kamis, 22 Desember 2016

Metafisika



METAFISIKA
Richard L. Lanigan menyatakan bahwa metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas. Dalam metafisika, ada beberapa hal yang direfleksikan. Hal-hal itu adalah sifat manusia dan hubungannya dengan alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, problema pilihan manusia, dan soal kebebasan pilihan tindakan manusia. Dalam hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
·         Sifat manusia dab hubungannya secara kontekstual dab individual dengan realita dalam alam semesta
·         Sifat dan fakta bagi tujuan, prilaku, penyebab, dan aturan
·         Problema pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada prilaku manusia
Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu” (2005 : 63) menyatakan bahwa, metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, pikiran, dab kaitan zat dengan pikiran. Sedangkan mengenai objek metafisika ditegaskan oleh Aristoteles, dan mengatakan ada dua, yakni ada sebagai yang ada dan sebaga yang Ilahi. Pendapat Aristoteles tersebut dijelaskan oleh Prof. Dr. Delfgaauw dalam karyanta “metafisika” sebagai berikut :
·         Ada sebagai yang ada
Mengenai hal ini ilmu pengetahuan berupaya mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan. Ciri bahwa yang ada itu sungguh-sungguh ada, ialah dapat diserapnya oleh panca indera. Oleh karena itu, metafisika disebut juga ontologi
·         Ada sebagai yang ilahi
Hal yang lain adalah keberadaan mutlak, yang sama sekali tidak bergantung pada yang lain. Ini berarti bahwa suatu yang ada adalah yang seumum-umumnya dan yang mutlak, yakni Tuhan. Apabila kita berbicara tentang yang ilahi berarti kita bertolak dari suatu yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap oleh panca indera, karena Tuhan tidak dapat diketahui dengan menggunakan alat-alat inderawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar