FILSAFAT EVOLUSIONISME
Darwin
adalah seorang ahli pengetahuan alam (naturalis) berkebangsaan Inggris.
Teorinya tentang evolusi organik melewati seleksi alamiah telah menyebabkan
perubahan besar dalam sains biologi, filsafat, dan pemikiran keagamaan. Ia
mendapat pendidikan di Universitas Edinburgh dan Universitas Cambridge.
Kemudian ia menggabungkan diri dengan ekspedisi Inggris di kapal H.M.S. Beagle
untuk melakukan penyelidikan selama lima tahun (1831-1836) tentang
tumbuh-tumbuhan, binatang, fosil, dan bentukan-bentukan geologi di
tempat-tempat jauh yang terpencil, kebanyakan di pantai Amerika Selatan dan
pulau-pulau di samudera pasifik. Karyanya yang cukup besar adalah Origin of
Species ditulis tahun 1859 dan Descent of Man (1871) yang telah memberikan
bukti dengan fakta kepada anggapan bahwa spesies-spesies itu mempunyai hubungan
satu dengan yang lainnya dalam garis ke atas dan bahwa manusia itu berasal dari
kelompok binatang yang sama seperti simpanse dan kera. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan dalil
Al-Qur’an yang terkandung dalam surat Al-Mukminun ayat 15 yang berbunyi :
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Pengertian Evolusionisme
Evolusionisme atau teori evolusi adalah suatu interpretasi tentang
bagaimana proses perkembangan segala bentuk kehidupan, baik evolusi dalam arti
biologi maupun evolusi dalam arti evolusi organik. Teori evolusi tidak sama
dengan darwinisme. Darwinisme adalah suatu penjelasan bagaimana suatu jenis
dapat muncul dari jenis yang lain. Dalam bagian ini, terlebih dahulu kita akan
berkenalan dengan Charles Darwinserta beberapa buah pemikirannya.
Pemikiran para tokoh tentang teori evolusionisme
Charles R.
Darwin (1809-1882)
Bagian pertama
dari teori evolusi ini menyatakan bahwa bentuk-bentuk yang beraneka ragam itu
telah tercipta dan berkembang secara berangsur-angsurdari suatu tingkat asal
yang rendah. Walaupun doktrin ini bukan yang mula-mula, namun kini telah diterima
secara umum. Jasa Darwin dalam hal ini ialah kemampuannya dalam memberikan
sekumpulan fakta dan bukti-bukti ilmiah terhadap doktrinnya yang sebelumnya
kurang begitu di kenal.
SedangkanBagian kedua dari teori darwin ialah tentang perjuangan hidup dan
kelangsungan hidup bagi yang paling sesuai atau suatu struggle for life and the
fitettes. Teori ini mempunyai implikasi kepada tahap perkembangan flora dan
fauna. Flora dan fauna yang mampu bertahan hidup adalah yang paling baik
nasibnya dan paling tahan terhadap lingkungan sekitarnya.
Dalam prinsip
Darwin, tidak ada bedanya antara manusia dengan binatang. Karena perkembangan ini terbuka juga kemungkinan, bahwa kemudian
hari akan timbul dari manusia sesuatu yang lebih sempurna dari manusia yang
sekarang ini.
Sebenarnya evolusi Darwin ini dari sudut pandang filsafat tidak amat banyak bedanya dari positivisme tentang pendapatnya mengenai pengetahuan.
Oleh karena
yang memajukan teoori ini Darwin, teori ini ada yang menyebut Darwinisme.
Herbert Spencer
Seluruh pemikiran Herbert Spencer (1820-1903) berpusat
pada teori evolusi. Dalam hal itu mendahului Charles Darwin. Sembilan tahun sebelum
terbitnya karya Darwin yang terkenal, The Origin of Spesies (1859),
Spencer sudah menerbitkan sebuah bukutentangevolusi. Ketika ia memahami betapa pentingnya
prinsip evolusi dan terdorong pula oleh buku baru karangan Darwin yang terbit pada tahun 1859, ia memutuskan untuk
menulis karya yang menerapkan prinsip evolusi secara sistematis pada semua lapangan
ilmu pengetahuan yang berjudul System of Syhntetic Philosophy(1862).
Dalam etikanya Spencer berpendapat demikian: manusia selalu
meyesuaikan diri dengan keadaan yang mengelilinginya. Tindakan mausia itu
susila, jika sesuai dengan kelilingnya, artinya: jika tindakan itu akan
menambah kebahagiaan subyek yang bertindak itu, keturunannya serta sesama
manusia. Oleh karena dasar segala-galanya itu evolusi, maka selalu mungkin
berlainan isinya, sehingga hukum kesusilaan itu mungkin berbeda-beda, karena hukum ini pun berkembang. Oleh karena
manusia itu keturunan nenek moyangnya, maka amat
mudah dan hampir dengan sendirinya ia mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar