Epistimologi
sebagai landasan pengetahuan
Epistimologi
adalah cabang filsafat yang bersangkutpaut dengan teori pengetahuan.
Epistimologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai bentuk pengenalan dasar
pengetahuan, hakikat, dan nilainya. Secara tradisional, yang menjadi pook
permasalahan dalam epistimologi adalah sumber, asal mula dan sifat dasar
pengetahuan, yakni bidang, batas, dan jangkauan pengetahuan.
Pengetahuan
adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh
seseorang tentang sesuatu. Pengetahuan selalu mempunyai subjek, yaitu “yang
mengetahui”. Tanpa ada yang mengetahui, maka tidak mungkin ada pengetahuan.
Pengetahuan juga mengandaikan objek. Tanpa objek atau hal yang diketahui juga
harus dikatakan tidak mungkin ada pengetahuan. Pengetahuan berelasi dengan
masalah kebenaran. Kebenaran adalah kesesuaian pengetahuan denagn objek
pengetahuan. Masalahnya adalah kebenara suatu objek –engetahuan tidak bisa
serentak siperoleh dalm suatu waktu pengetahuan tertentu. Jarang sekali sebuah
objek pengetahuan menampilkan kebenaran mutlak. Kebenaran dicari dalam tahapan
pengetahuan yang disusun secara metodis, sistematis, dan rasional.
Sebuah
pengetahuan pasti mempunyai sumber. Apakah sebenarnya yang menjadi sumbet
pengetahuan? Menurut Suhartono,Ph.D. (2007 : 59), sumber pengetahuan berasal
dari:
·
Kepercayaan yang
berdasarkan tradisi
·
Kebiasaan-kebiasaan dan
agama
·
Panca indera /
pengelaman
·
Akal pikiran
·
Intuisi individual
Pengetahuan yang
bersumber dari kepercayaan dan kebiasaan menunjukan bahwa pengetahuan itu
diperoleh melalui cara mewarisi apa saja yang hidup dan berlaku dalam adat
istiadat, kebiasaan, dan kehidupan agama. Biasanya sumber pengetahuan ini
banyak berkaitan dengan norma atau kaidah untuk membentuk sikap, cara dan
tingkah laku. Dengan sumber pengetahuan ini, manusia dapat menyelenggarakan
hidup secara sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar