Proses Belajar
Mengajar di Sekolah Inklusi
a.
Tidak ada jarak dengan anak
Guru sering memanggil anak tanpa kontak mata
(miskin bahasa tubuh). Ramah dan hangat, contoh untuk anak tunarungu: Guru
selalu berada di dekatnya dengan wajah terarah pada anak dan tersenyum.
Berbicara dengan jelas agar anak dapat membaca bibir. Pendamping kelas
(orangtua/ relawan) memuji anak tunarungu dan membantu anak lainnya. Bagaimana
mereka di kelas Guru dan anak tidak kreatif, pasif dan monoton. Kelas yang baik adalah kelas diam
patuh, dan hening.
b. Guru Menghargai Perbedaan Setiap Latar Belakang
dan Kemampuan Anak dan Orangtuanya.
Guru kreatif dan selalu memiliki gagasan yang
mendukung kebutuhan dan minat anak yang berbeda dan unik.
c. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk berbaris dengan arah yang
sama dari belakang ke depan. Pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti,
duduk berkelompok di lantai membentuk tapal kuda, atau duduk di bangku
bersama-sama melingkar sehingga dapat melihat satu sama lainnya. Media belajar Buku teks, buku latihan,
lembar kerja, kapur dan papan tulis. Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua
mata pelajaran. Contoh: Pembelajaran matematika disampaikan melalui kegiatan
yang lebih menantang, menarik, dan menyenangkan melalui bermain peran, atau
kegiatan di luar kelas.
d.
Menggunakan Poster dan Wayang untuk Pelajaran Bahasa.
Sumber
belajar guru membelajarkan anak tanpa menggunakan sumber belajar yang lain. Guru sebagai pengabar isi buku pelajaran
atau operator kurikulum.
Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak, contoh: meminta anak membawa media belajar yang murah dan mudah ke sekolah untuk dimanfaatkan dalam mata pelajaran tertentu.
Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak, contoh: meminta anak membawa media belajar yang murah dan mudah ke sekolah untuk dimanfaatkan dalam mata pelajaran tertentu.
e.
Evaluasi Ujian tertulis terstandardisasi sebagai
tes formatif dan sumatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar