Sabtu, 26 November 2016

Dakwah Islam di Indonesia



1.      Pengertian Dakwah
Menurut bahasa, Kata dakwah merupakan suatu istilah dari kata kerja bahasa Arab yaitu دعا-يدعو menjadi bentuk masdar دعوة yang berarti seruan, panggilan dan ajakan atau memanggil orang untuk beriman dan taat kepada allah sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlak islam. Sedangkan pengertian dakwah secara istilah ada beberapa pendapat yang berbeda yang telah banyak didefinisikan oleh para ahli yang mendalami masalah dakwah. Namun antara definisi yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda.Adapun beberapa pendapat ahli tetntang penegrtian dakwah sebagai berikut:
·         Drs. Shalahuddin Sanusi
”Dakwah itu adalah usaha mengubah keadaan yang negatif menjadi keadaan yang positif, memperjuangkan yang ma’ruf atas yang munkar, memenangkan yang hak atas yang batil’’.
·         H. Timur Djaelani, M.A.
’’Dakwah ialah menyeru kepada manusia untuk berbuat baik dan menjauhi yang buruk sebagai pangkal tolak kekuatan mengubah masyarakat dan keadaan yang kurang baik kepada keadaan yang lebih baik sehingga merupakan suatu pembinaan”.
·         Prof. H.M. Thoha Yahya Omar
’’Dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.’’
·         Prof. A. Hasymi
’’Dakwah islamiah yaitu mengajak orang untuk menyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah islamiah yang terdahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.’’
·         Dr. Abdul Karim Zaidan
’’Dakwah ialah panggilan ke jalan Allah.’’ Dakwah adalah kegiatan untuk mengajak dan menyeru manusia kepada Islam, agar manusia memperoleh jalan hidup yang baik, diridhoi oleh Allah sehingga hidup dan kehidupannya selama berada di dunia dan akhirat kelak, karena hakikat dari pada kehidupan dunia adalah penghantar untuk kehidupan akhirat yang abadi.
2.      Jenis-jenis Dakwah
·         Dakwah fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).
·         Dakwah ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
·         Dakwah bil-lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
·         Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
·         Dakwah bit-tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
·         Dakwah bil hikmah
Dakwah bil hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

3.      Proses Masuknya Islam ke Indonesia
Sejak abad ke-7 M diduga kuat para musafir dan pedagang Arab, Persia dan India telah memperkenalkan Isalam di Nusantara. Dugaan kuat ini karena sejak abad ke- 5 M Samudera Hindia telah menjadi jalan perdagangan Teluk Persia – Tiongkok yang terus berlanjut pada abad kemudian.
Sejak abad ke- 8 M, hubungan Nusantara lebih meningkat menjadi hubungan langsung dengan Arab, dan Samudera  Hindia semakin ramai dengan pelayaran dan perdagangan. Pada abad ini juga masa-masa kejayaan Dinasti Abbasiyah ( 750 – 1258 M). Suatu hal yang sangat meyakinkan adalah terjadi aktifitas pelayaran perdagangan semakin pesat. Pedagang Arab yang sebelumnya hanya sampai ke India, tetapi pada abad ke- 8 M ini sudah sampai ke Nusantara. Hubungan Arab dengan Nusantara sudah langsung.
  Hubungan antara Nusantara dengan Timur Tengah melibatkan sejarah yang panjang, bahkan jauh secara resmi Islam dianut oleh bangsa Indonesia kontak ini sudah terjadi, antara Arab dan Persia dengan Dinasti Cina melakukan pengembaraan sampai ke Nusantara.
         Dalam hubungan perdagangan, ada beberapa faktor yang berpengaruh seperti yang dikemukakan M. Shaleh Putuhena sebagai berikut: Pertama; adanya peristiwa   Perang Salib ( abad XI – XIII, di sela gencatan senjata, terjadi kontak kebudayaan. Tentara Salib senang dengan parfum dan rempah-rempah dan produksi trofis lainnya, sehingga Eropa menerima hasil pertanian dan komoditas Asia dan terjadilah hubungan dagang internasional. Ini menambah ramai lalu lintas perdagangan kepulauan Nusantara dengan Arab. Kedua; Perkembangan perdagangan di Anatolia Barat turut melibatkan Turki Utsmani dalam perdagangan internasional. Ayasolog dan Balat menjadi pusat dagang dari segala penjuru dunia. Pedagang yang berhimpun di Malaka terdiri atas pedagang muslim dari Kairo, Mekah, Aden, Abesynia, Kilwa, Malindi, Hormuz, Persia dan lain-lain. Ketiga; pada saat Dinasti Ming berkuasa di Cina ( tahun 1368 M ), pelabuhan ditutup untuk pedagang asing, maka para pedagang semakin banyak yang ke Nusantara. Seiring itu Islam turut berkembang oleh para pedagang.
              Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam yang datang ke Indonesia mulanya oleh para pedagang muslim. Artinya tidak dengan secara sengaja melalui suatu kelompok atau organisasi tertentu.Islam pada mulanya masih relative di kota-kota pelabuhan wilayah pesisir. Kota-kota pelabuhan sekaligus jadi ibu kota kerajaan, misalnya kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Malaka, demikian pula kerajaan di pesisir Jawa.Demikianlah proses masuknya Islam ke Indonesia, melalui para pedagang, perlahan-lahan tetapi pasti dan diterima oleh penduduk/masyarakat secara damai.
             Ada tiga teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia. Pertama; datangnya langsung dari Arab. Hal ini beralasan karena muslim melayu berpegang kepada mazhab Syafi’i yang lahir di semenanjung tanah Arab. Kedua; dari India, ini pendapat Snouck Horgronye. Teori ini karena adanya hubungan dagang/ perniagaan yang kuat antara India dengan Nusantara. Ketiga; dari Cina, ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie seorang scientist  Spanyol. 
            Islam yang datang ke Nusantara dibawa oleh pedagang ( saudagar-saudagar Arab ) dan perjalanan melalui laut, dari Aden terus ke pantai India Barat dan Selatan, kemudian kalau melalui jalan darat Khurasan melalui Khutan, padang pasir Gobi, Sanghu, Nansyan, Kanton, kemudian menyeberangi laut Cina Selatan masuk ke Nusantara melalui pesisir pantai Timur.
              
4.      Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia
Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal. Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui saluran-saluran: • a) Perdagangan • b) Pernikahan • c) Pendidikan (pesantren) Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. • d) Seni dan budaya Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam.
Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia di hadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada di Indonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.Untuk menelusuri jalur Islam menyebar ke Indonesia, berikut ini diuraikan urutan melalui kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia:
·                           Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Islam pertama adalah kerajaan Samudera Pasai, terletak di pesisir Timur Laut Aceh, awal atau abad pertengahan ke- 13 M. Hasil Islamisasi daerah-daerah pantai yang disinggahi pedagang-pedagang muslim. Pendiri kerajaan Samedera Pasai adalah Malik Al-Shaleh. Bukti kerajaan ini adalah nisan, tertulis bahwa rajanya meninggal tahun 696 H / 1279 M.
Pendapat bahwa Islam sudah berkembang di sana sejak awal abad ke- 13 M didukung oleh berita Cina dan pendapat Ibnu Batutah seorang pengembara dari Marokko yang pada pertengahan abad ke- 14 M telah mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya dari Delhi ke Cina.
·                            Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh yang sekarang wilayah Kabupaten Aceh Besar. Kerajaan Aceh berdiri sekitar abad ke- 15 M. Pertumbuhan kerajaan ini disebabkan oleh kamajuan perdagangan. Para Saudagar berpindah kegiatannya dari Malaka ke Aceh, akibat permusuhan dengan Portugis.
Aceh menerima Islam dari Pasai dan Islam telah berkembang sejak abad ke-14 M. Raja Aceh yang pertama adalah Ali Mughayatsyah. Aceh ini bekerjasama dengan Turki Utsmani. Aceh melebarkan penyebaran Islam pada pesisir Timur dan Barat Sumatera. Dari aceh, Tanah Gayo terus ke Minangkabau.
·                            Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Cirebon dan Banten.
Perkembangan Islam di Jawa bersamaan dengan melemahnya posisi raja Majapahit. Hal inilah yang memberikan kesempatan kepada para penguasa Islam untuk mengembangkan pusat-pusat kekuatan kekuasaan.
Kerajaan Demak oleh rajanya yang pertama yakni Raden Patah. Raja Islam pertama di Jawa bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman  Panembahan Palembang Sayyidin Panatagama.Dalam penyebaran agama, raja bersama-sama ulama dan dikenal dengan Wali Songo, yang akhirnya kerajaan ini menjadi pusat pengembangan Islam. 
Kerajaan Pajang sebagai pewaris kerajaan Demak. Terletak di daerah Kartasura. Kerajaan ini merupakan kerajaan pertama yang terletak di pedalaman pulau jawa. Seiring dengan itu pusat penyebaran Islam juga pindah dari pesisir ke pedalaman, dan hal ini membawa dampak positif dalam perkembangan Islam di Jawa.
Sultan Adiwijaya memperluas pengembangannya meliputi pedalaman ke a rah Timur yakni daerah Madiun, di aliran sungai Bengawan Solo, kemudian Blora (1554 M), Kediri ( 1577 M ). Pada tahun 1581 M, ia diakui sebagai Sultan raja-raja di Jawa Timur.Maka dengan demikian kekuasaan Islam yang semula di daerah pesisir telah menyebar ke pedalaman.
Kerajaan Mataram beridiri tahun 1577 M oleh Ki Gede Pamanahan. Digantikan oleh puteranya Senopati tahun 1584 M . Senopati dikukuhkan sebagai sultan pertama Mataram. Kerajaan ini berkuasa sampai tahun 1678 M dengan berganti-ganti raja penguasa. Masa Amangkurat I  sebagai putera Mahkota, tidak memihak kepada para ulama dan santri, sehingga terjadi konflik bahkan pemberontakan yang mengakibatkan runtuhnya kraton Mataram.Masa pemerintahan Mataram ini Islam telah menyebar hampir ke semua pelosok Jawa Timur.
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati ( Syarif Hidayat ). Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang dari Wali Songo. Ia mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa. Pengembangan Islam dilakukan meliputi daerah Majalengka, Kuningan, Kawali ( Galuh ), Sunda Kelapa dan Banten. Tahun 1525 M, Banten menjadi pusat perdagangan dan pengembangan Islam. Banten diserahkan kepada anaknya Sultan Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.
Kerajaan Banten dengan penguasa pertama adalah Sultan Hasanuddin. Ia kawin dengan puteri raja Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun 1552 M. Ia kemudian meneruskan usaha-usaha ayahnya ( Sunan Gunung Jati ) dalam mengembangkan Islam, bahkan sampai ke Lampung di Sumatera Selatan.
·                            Kalimantan Selatan
Pada tahun 1595-1620 M, Pangeran Samudera memerintah kerajaan Banjar dengan gelar Sultan Suriansyah. Sultan inilah yang mula-mula masuk Islam dan mengembangkan agama Islam bersama dengan seorang muballig dari kerajaan Demak yang bernama Khatib Dayan. Islam mulai berkembang di kerajaan Banjar dalam perjalanan kerajaan Islam Banjar telah diperintah oleh beberapa orang raja, turun-temurun setelah Sultan Suriansyah yaitu Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah ( 1620-1642M ), Sultan Hidayatullah bin Sultan Rahmatullah ( 1642-1650 M ), Sultan Musta’in Billah ( 1650-1678 M ), Sultan ‘Inayatullah (1678-1685 M ), Sultan Sa’idullah ( 1685-1700 M ), Kemudian Sultan Tahlilullah ( 1700-1745 M ), dan seterusnya. Pada masa Sultan inilah seorang ulama besar lahir yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari  tahun 1710 M/1122 H.
Dalam perjalanan sejarah, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari setelah pulang dari Mekah dan Madinah selama 35 tahun menuntut ilmu, kemudian dengan gigih menyebarkan Islam di Kalimantan, terutama di kerajaan Banjar. Pada masa ini kerajaan Banjar diperintah oleh Sultan Tahmidullah ( 1778 – 1808 Dengan demikian Islam juga turut berkembang sampai ke sana. 
Sultan bekerjasama dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dalam pengembangan agama. Di kerajaan diterapkan Mahkamah Syar’iyah. Pengajian agama digalakkan dengan mencetak muballig-muballig yang disebarkan ke pelosok daerah.Dengan demikian Islam tersebar luas di Kalimantan, terutama di kerajaan Banjar.
·                            Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur yakni Kerajaan Kutai ada dua orang penyebar Islam yakni Dato ri Bandang berasal dari Makassar dan Tuan Tumenggung Parangan. Di sana dibangun sebuah mesjid untuk kegiatan pengajaran agama. Termasuk raja Mahkota mengikuti pengajaran, dan diikuti oleh Pangeran, para menteri, panglima, dan hulubalang dan juga rakyat banyak.
·                           Sulawesi
Penyebaran Islam di Sulawesi, terutama di Sulawesi Selatan pada masa pemerintahan  Raja Gowa  X ( 1546-1565 M ), ada sebuah perkampungan muslim ditemukan, penduduknya berasal dari pedagang Melayu dari Campa, Patani, Johor, dan Minangkabau. Mesjid pada masa Raja Tonijallo ( 1565-1590 M ).[41]Orang-orang yang berjasa permulaan penyebaran Islam di Sulawesi adalah Datuk ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk ri Tiro.
Raja Gowa menjadikan Islam adalah agama resmi kerajaan dan mesti diikuti oleh rakyat, sehingga Islam menjadi agama resmi kerajaan dan masyarakat.Seorang ulama tarekat Tuang Rappang ( murid Syekh Yusuf ), mengajarkan tarekat sekaligus menyebarkan agama di Sulawesi Selatan di Kerajaan Gowa.Kemudian pada masa Raja Gowa XIV, I Mangarangi Daeng Manrabia ( Sultan Alauddin ) mengislamkan raja-raja yang ditaklukkan, sehingga Islamisasi terjadi besar-besaran di Sulawesi Selatan.
Demikianlah proses perkembangan penyebaran dakwah di seluruh nusantara dengan berbagai cara dan metode yang ssuai dengan pemimpn daerah masing-masing pada masa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar